Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi salah satu lokasi prioritas dalam rencana penataan kawasan pesisir yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. Wakil Menteri (Wamen) Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah, bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi pada Rabu (19/2/2025).

Dalam kunjungan tersebut, Wamen PKP Fahri Hamzah menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto menginginkan kawasan pesisir menjadi wajah yang paling indah dari Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hunian serta perekonomian masyarakat pesisir.

Transformasi Kawasan Permukiman Nelayan

Fahri mengungkapkan bahwa banyak nelayan di kawasan pesisir yang masih tinggal di lingkungan yang kumuh dan kurang layak huni. Untuk itu, pemerintah berencana melakukan penataan dengan membangun rumah susun tiga lantai yang lebih nyaman dan modern bagi masyarakat pesisir.

“Nelayan yang tinggal di kawasan pesisir sebagai pemasok utama protein di Indonesia masih tinggal di tempat yang kumuh dan tidak layak. Dengan penataan permukiman kumuh, nantinya masyarakat akan mulai dibiasakan untuk tinggal di rumah susun setinggi tiga lantai,” jelas Fahri dalam keterangannya yang dikutip pada Kamis (20/2/2025).

Pulau Bungin, yang dikenal sebagai pulau terpadat di dunia, menjadi salah satu fokus utama dalam proyek ini. Dengan luas wilayah sekitar 16 hektar dan jumlah penduduk sebanyak 3.458 jiwa yang tersebar di 1.032 kepala keluarga, penataan kawasan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta menarik lebih banyak wisatawan ke daerah tersebut.

Pengembangan Kampung Nelayan Tematik dan Kampung Lobster

Selain perbaikan kawasan permukiman, pemerintah juga berencana mengembangkan potensi ekonomi berbasis kelautan di Pulau Bungin. Wamen PKP menyampaikan bahwa ia bersama Direktorat Jenderal Budidaya dan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menginisiasi program percontohan berupa pembangunan kampung nelayan tematik serta kampung lobster yang lebih produktif.

“Kami akan membuat program percontohan untuk membangun kampung lobster yang lebih produktif dan pembangunan kampung nelayan tematik yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” ungkap Fahri.

Program ini diharapkan tidak hanya memperbaiki kualitas tempat tinggal masyarakat, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru yang lebih berkelanjutan. Dengan adanya kampung nelayan tematik dan kampung lobster, nelayan setempat akan mendapatkan dukungan dalam hal infrastruktur, teknologi, serta akses pasar yang lebih luas.

Dampak Positif bagi Pulau Bungin dan Sektor Wisata

Penataan kawasan pesisir Pulau Bungin diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata baru bagi Kabupaten Sumbawa. Dengan adanya kampung nelayan tematik yang tertata rapi serta budidaya lobster yang dikelola secara modern, Pulau Bungin berpotensi menjadi destinasi wisata edukasi dan kuliner berbasis bahari.

Selain itu, pemerintah daerah diharapkan dapat bersinergi dengan masyarakat setempat dalam menyukseskan program ini. Partisipasi aktif warga dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mendukung program perumahan serta pengembangan ekonomi sangat dibutuhkan agar Pulau Bungin bisa menjadi contoh sukses dalam penataan kawasan pesisir.

Dengan adanya rencana ini, masyarakat Pulau Bungin diharapkan dapat merasakan perubahan signifikan dalam kualitas hidup mereka, baik dari segi hunian maupun ekonomi. Pemerintah terus berupaya mewujudkan kawasan pesisir yang lebih tertata, indah, dan mampu memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat pesisir Indonesia.